Sebagian kaum muslimin beranggapan bahwa Jin lebih kuat daripada manusia. Mengapa Jin bisa lebih kuat dari manusia? Syaikh Mutawalli Asy-Sya'rawi pernah memberikan sebuah perumpamaan. Beliau berkata, “Apabila temanmu membawa sebuah apel, dan unsur apel banyak dipengaruhi oleh unsur tanah. Maka ketika temanmu meletakkan apel tersebut di belakang sebuah tembok, apakah engkau bisa merasakan keberadaannya.? Tentu engkau tidak bisa merasakannya. Kenapa? Karena sebuah apel yang banyak dipengaruhi oleh unsur tanah tidak bisa melawan dinding yang juga terbuat dari tanah. Akan tetapi, ketika temanmu menyalakan api unggun di belakang tembok dan engkau duduk menghadap tembok tersebut dari arah depannya, maka selang beberapa menit, engkau akan merasakan hawa panas yang menyeruak dari balik tembok tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan unsur api gerakannya lebih cepat daripada unsur tanah.” (As-Sihru wal Hasad, hal. 35)
Akan tetapi, di dalam Al-Quran Allah swt telah mengingatkan kita dengan firman-Nya, "Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah," (QS An-Nisa [04]: 76).
Di antara kelemahan Jin (setan), yaitu:
a. Tidak mampu menggoda hamba Allah yang saleh.
Allah swt berfirman, "Sesungguhnya (terhadap) hamba-hamba-Ku, engkau (Iblis) tidaklah dapat berkuasa atas mereka, dan cukuplah Tuhan-mu sebagai penjaga,"(QS Al-Isra [17]: 65).
Hal ini telah disadari oleh Jin (Iblis dan antek-anteknya). Oleh karena itu, Iblis berkata kepada Allah, "Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka," (QS Al-Hijr [15]: 39-40).
b. Tidak mampu menggoda hamba Allah yang konsisten dengan kebenaran.
Sosok Umar yang tegas dan konsisten dengan kebenaran sangat ditakuti oleh semua setan, baik setan dari manusia maupun setan dari Jin.
Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَخَافُ مِنْكَ يَا عُمَرُ.
“Wahai Umar, sesungguhnya setan sangat takut padamu!” (HR Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, juz ke-5, Manaqib Umar bin Khathab, hadits no. 3773 hal. 283).
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ قَطُّ سَالِكًا فَجًّا إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ.
"Demi Allah, wahai Umar, setiap kali setan bertemu dengamu di sebuah lorong, setan selalu mencari lorong yang lain (tidak mau bertemu dengan Umar)." (HR Muslim, dari Sa'ad bin Abi Waqqash, Mukhtashar Shahih Muslim, Kitab Fadhaili Ashabin Nabi, Bab Fadhail Umar bin Khthab, (Kitab Keutamaan Para Sahabat Nabi, Bab Keutamaan Umar bin Khathab), hadits no. 1633 hal. 432).
Setan juga akan merasa takut terhadap semua hamba Allah yang istiqamah dan konsisten dengan kebenaran, tidak dikhususkan hanya untuk Umar.
Rasulullah saw bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُنْضِيْ شَيَاطِيْنَهُ كَمَا يُنْضِيْ أَحَدُكُمْ بَعِيْرَهُ فِيْ السَّفَرِ.
"Sesungguhnya seorang mukmin mampu mengendalikan setan-setannya seperti seseorang mampu mengendalikan untanya ketika bepergian." (Tafsir Ibnu Katsir, tentang surah Al-Isra [17]: 65, dari Abu Hurairah, juz ke-3 hal. 53).
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.