Hanya mengingatkan saja masalah KASYAF...
Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya'rani dalam kitab tsb membagi kasyaf menjadi DUA : Hissiy dan Khayali...
*Kasyaf Hissiy*adalah sesuatu yg tersingkap melalui penginderaan kita, misal dgn melihat sesuatu, atau menyentuh sesuatu, atau mencium sesuatu maka akan tersingkap apa yg ada padanya...
Contoh kecil yg umum : pecinta kopi akan mengetahui jenis kopi apa yg sedang dimasak hanya dgn mencium baunya saja, orang yg sering menangani pasien akan tau jenis sakitnya hanya dgn melihat bentuk tubuh pasien, dll..
Adapun Kasyaf KHAYALI adalah penyingkapan sesuatu melalui batin dan siratan hati... ini sangat rawan ditipu SETAN...
Spt contoh dgn MEMEJAMKAN mata ketika melihat seseorang atau suatu perbuatan, apabila terus tersingkap apa yg ia lihat maka itu adalah Khayali ..
Namun jika sesuatu yg dibayangkan itu hilang, maka hakikatnya segala sesuatu mempunyai batasan khusus utk tidak diketahui...
Hati-hati utk coba-coba mempraktekkannya, terlebih ketika ruqyah... kita tidak perlu meniru cara seperti ini...
Apalagi jika kita menyuruh pasien menutup mata utk melihat siapa yg menyihirnya, bagaimana ia disihir, dimana buhulnya, hati-hati ini sangat rawan...!
Jika pasien berhasil melihat siapa yg menyihirnya sebagaimana dia melihat gambar pada sebuah layar yg berjalan, bisa mengetahui dan menerawang apa yg diperbuat orang tsb di tempat yg ia sama sekali tidak pernah mengetahuinya,
maka SELAMAT anda sebagai peruqyah telah berhasil membantu korban sihir utk SEMAKIN PARAH dan jauh dari tuntunan syariat Islam...
Atau, jika anda sendiri yg mencoba-coba " menerawang " apa saja yg terjadi pada celah-celah rumah pasien utk membongkar kasusnya (mungkin agar dikatakan linuwih, keramat, sakti mandraguna, lebih daripada peruqyah lainnya)..
Maka saya ucapkan SELAMAT ANDA SUDAH MEMBIARKAN SETAN MEMPERMAINKAN ANDA....
Ilmu MENERAWANG sama sekali bukan ajaran Islam, silahkan simak saja di kitabnya langsung ...
Dijelaskan lebih lanjut bahwa orang yg sudah SEMPURNA tahap keikhlasannya, dia tidak ada kasyaf sama sekali dan tidak kepengen kasyaf-kasyafan...
Kenapa ? Karena ia sibuk menunaikan perintah-perintah Allah Ta'ala yg dijalankannya di setiap hembusan nafas... Maka karena perintah-perintah itulah ia tidak membiarkan dirinya tersibukan dengan selainnya...
Inilah tahapan wali yg sesungguhnya, jika masih disibukkan untuk bisa kasyaf dan kasyaf, sudah dapat dipastikan itu adalah orang yg belum belajar masalah IKHLAS dalam ibadah, orang yg baru belajar namun kepengen terlihat BESAR dan HEBAT...spt kodok yg menggembungkan perutnya di hadapan kerbau...
Tidaklah si kodok terus menggembungkan dirinya kecuali perutnya akan hancur lebur tak dapat apa-apa...
Arsyadanallaahu wa iyyaakum
🖌 Muhibbukum fillah
Abu Musyaffa Muhammad Faizar
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.