Cara pandang/ mainsite peruqyah yang selalu tujuannya mengusir, menyerang, membakar dan mengalahkan jin secara tidak langsung menjadikan pasien sebagai musuhnya (tanpa ia sadari). Tampilan peruqyah yang tegang, dengan pola pikir akan perang menjadikan hawa permusuhan begitu mudahnya terbaca di benak pikiran marqy. Di samping itu kecenderungan memaksa ketika jin sulit dikeluarkan, Jin sulit dikeluarkan pada dasarnya karena ada tahapan yang tidak ideal terpenuhi, sehingga seharusnya tidak perlu dipaksakan dan sebaliknya mengevaluasi lagi untuk menemukan apa yang menjadi kendala sulit keluarnya jin meski sudah diruqyah, bisa dari peruqyahnya dan bisa juga dari marqinya, menjadikan proses pemaksaan menimbulkan terjadinya kesurupan.
Yang juga menjadi pemicu seringnya proses ruqyah terjadi kesurupan Terkadang kasus ruqyah sebetulnya mudah, kemudian menjadi sulit dikarenakan tahapan yang salah diawal ruqyah, sehingga kesurupan terjadi yang berpengaruh dengan kejiwaan seseorang kemudian shock dan menjadi sulit penanganannya. Adalah tergesa-gesanya raqi melakukan tahapan pengusiran dengan membaca ayat di awal ruqyah yang memunculkan reaksi kesurupan. Biasanya ini menimpa pasien yang lebih didominasi rasa takut, sedih dan marah. Pasien yang didominasi rasa takut misalnya; ketika ruqyah dilakukan dengan langsung membacakan ayat maka kesurupan akan cenderung terjadi dengan jin memanfaatkan sisi ketakutan pasien, ruqyah semakin sulit jika ternyata syarat lain belum terpenuhi seperti masih adanya jimat di rumahnya yang belum dimusnahkan, atau adanya sarana maksiat seperti film porno, musik, foto media sihir di laptop ataupun hp yang ada di rumah pasien yang belum dihapus. Begitu juga terkadang pasien tidak tahu apa saja kesalahan yang harus ditaubati, jika tidak terpenuhi maka kesurupan menjadi sulit diatasi. Hal ini sering terjadi jika proses ruqyah dilakukan secara massal atau yang dikenal dengan ruqyah massal, di mana sulit mengukur taubat peserta secara langsung seketika itu. Meski sudah diberi penjelasan/ tausiyah sebelumnya karena memang taubat itu butuh proses. Apalagi jika point pencerahan ini tidak menjadi titik tekan ukuran keberhasilan dalam meruqyah dan lebih mementingkan secara terburu-buru mengeluarkan jin. Juga ketika peruqyah terkena syubhat isti'jal/ sikap terburu-buru yang cenderung ditunggangi jin dengan langsung membacakan ayat ruqyah akhirnya terjadi kesurupan. Ditambah lagi tidak adanya pengecekan atau evaluasi satu persatu sehingga ukuran sukses memberi tausiyah tidak terukur dan berhasil dengan baik. Di perparah lagi dengan background pendidikan atau kadar intelektual yang mempengaruhi daya tangkap saat di beri pencerahan.Tidak jarang kesurupan terjadi karena sebab pasien datang ke tempat ruqyah massal dengan membawa konflik rumah tangganya yang komplek yang membutuhkan pencerahan dengan dosis yang berbeda dan berbagai faktor lainnya.
Hal lainnya seperti taubat dari berbagai kesyirikan dan pengobatan yang salah termasuk khurofat, tahayul dan bid'ah akidah. Hal ini sangat mudah dipahami para raqi/ peruqyah jika mau dan sering mengevaluasi kegaitan ruqyahnya selama ini trutama yang sering terjun dalam pencerahan masyarakat melalui metode ruqyah massal.
Kesurupan juga sering terjadi dalam proses ruqyah syar'iyyah karena sebab teknik peruqyah yang salah yaitu tidak memisahkan antara mana jinnya dan mana sisi manusianya. Teknik ini hampir banyak peruqyah lupakan yang kemungkinan banyak karena kurang teliti ataupun mungkin juga tidak tahu dan yang jelas karena tidak adanya standar tahapan ruqyah yang menjelaskan teori tersebut. Dengan kata lain teori ini adalah ilmu baru yang ada di khazanah dunia ruqyah yang sangat penting sekali sehingga menjadi salah satu kunci keberhasilan ruqyah syar'iyyah tanpa kesurupan.
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.